Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta diusulkan menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang diisi kalangan profesional. Dengan demikian, pelayanan TransJakarta diharapkan bisa lebih maksimal.

“Pada saat ini sedang direncanakan dan akan diusulkan bahwa BLU akan berganti format menjadi BUMD yang berbentuk PT, agar pelayanan bisa maksimal,” kata Kepala BLU TransJakarta Muhammad Akbar.

Usulan tersebut disampaikan Akbar dalam acara dialog publik bertajuk “Mendorong Transformasi dan Restrukturisasi Pengelolaan TransJakarta” di Hotel Ambara, Jalan Sultan Iskandarsyah No 1, Blok M, Jakarta Selatan, Kamis (12/5/2011).

Menurut dia, permasalahan utama di TransJakarta adalah permasalahan sumber daya manusia (SDM), baik itu di lapangan maupun di manajemen.

“Jadi apabila berbentuk PT diharapkan orang-orang profesional dapat membantu. Yang saya maksud orang profesional di sini adalah orang yang non pegawai negeri,” ujarnya.

Akbar mengatakan pihaknya mempunyai rencana untuk meningkatkan pelayanan di malam hari. Ia juga mengakui masih banyak kelemahan dari pihak BLU.

“Mungkin pada saat ini baru 2 koridor yang dilayani. Namun secara bertahap kita akan melakukan penelitian dan mengkaji koridor mana yang akan kita tambahkan jam operasionalnya sehingga dapat mengakomodasi masyarakat yang pulang kerja larut malam,” papar Akbar.

Dalam kesempatan yang sama, Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi menjelaskan berdasarkan survei YLKI menunjukkan 23 persen orang memilih TransJakarta karena nyaman dan bersih.

Namun, kata dia, hal tersebut belum bisa memenuhi ekspektasi masyarakat Jakarta tentang ketepatan dan kecepatan waktu.

“Hal ini ditunjukkan dengan data kami bahwa keluhan masyarakat yang paling tinggi terhadap pelayanan TransJakarta adalah pada masa waktu tunggu di halte yang cukup lama. Ini dipilih oleh sekitar 41,05 persen responden,” kata Tulus.

Meski demikian, lanjut dia, secara keseluruhan pelayanan TransJakarta sudah dianggap baik oleh masyarakat Jakarta pada umumnya dan juga dianggap mudah diakses oleh para penyandang cacat atau difabel.

“Ini menunjukkan masih banyak PR untuk pihak pengelola TransJakarta, dalam hal ini BLU,” kata Tulus.

Source : detik.com