antibiotik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, meminta pemerintah mengawasi hewan atau daging yang terpapar antibiotik.

“Pada hari konsumen tahun ini, YLKI mendesak pemerintah agar menekan antibiotik di makan yang dikonsumsi. Khususnya yang disediakan oleh restoran cepat saji,” ujarnya di Kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (13/3/2016).

Tahun ini YLKI memperingati hak masyarakat dengan tema ‘Waspada Residu Antibiotik’. Serta memperingati Hari Hak Konsumen Sedunia (HHKS) atau World Consumer Right Day yang diperingati pada 15 Maret, bertujuan untuk mempromosikan hak-hak konsumen.

Tulus menjelaskan penggunaan antibiotik di kalangan masyarakat semakin meluas. Persepsi yang ada ialah antibiotikmerupakan obat penyembuh penyakit, sehingga membuat masyarakat mengonsumsi obat tersebut meskipun tidak dipastikan adanya penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Hal ini sangat genting, lanjut Tulus, karena akan terjadi akumulasi konsumsi antibiotik yang berbahaya.

Bagi pengelola restoran cepat saji di Indonesia, kata dia, untuk menghilangkan antibiotik di dalam daging ayam, daging sapi dan ikan yang disajikan.

“Beberapa restoran ternama di Indonesia, mengklaim bebasantibiotik di dalam daging yang disajikan. Tapi ini belum semua,” kata dia.

 

Link berita : http://www.tribunnews.com/metropolitan/2016/03/13/ylki-minta-pemerintah-awasi-antibiotik-yang-melekat-di-daging-hewan