Produsen Otomotif

YLKI: Keluhan Konsumen Otomotif Tidak Ditanggapi Baik

by admin • May 8, 2012

Metrotvnews.com, Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengatakan banyaknya pengaduan masyarakat terkait produk-produk otomotif tidak memperoleh sambutan baik dari pihak perusahaan. “Tanggapan-tanggapan tersebut seharusnya menjadi tantangan bagi produsen otomotif. Karena selama ini, banyak produsen yang bersikukuh bahwa produk-produk mereka sudah layak pakai,” kata Public Interest Lawyer YLKI Sudaryatmo dalam diskusi media yang diadakan oleh Lembaga Kajian Opini Publik (LKOP) di Jakarta, Ahad (6/5). Sudaryatmo juga menyesalkan langkah perusahaan yang masih belum bersikap tanggap dan terbuka kepada masyarakat. Berdasarkan data YLKI pada 2011, Sudaryatmo menuturkan, YLKI menerima sebanyak 525 pengaduan konsumen. Untuk pengaduan terkait masalah otomotif menempati peringkat tujuh dari sepuluh pengaduan konsumen terhadap komoditas yang digunakan. “Saat ini, sudah banyak konsumen yang berani menyampaikan keluhan terhadap sejumlah produk otomotif, seperti Nissan. Ini adalah kemajuan, dan konsumen berhak mendapatkan hasil yang maksimal,” kata Sudaryatmo. Sudaryatmo mencontohkan pengaduan masyarakat atas tragedi kecelakaan Nissan Juke yang memakan korban jiwa. Juga iklan menyesatkan terkait konsumsi bahan bakar, seharusnya dijadikan sebagai masukan penting bagi produsen otomotif. “Contoh lainnya adalah handle pintu mobil BMW yang tidak bisa dibuka dari luar, kalau ada penumpang di dalamnya. Sehingga sampai ada kejadian di Ancol, seseorang harus memecahkan kaca mobil BMW karena tidak tahu bahwa di dalamnya ada orang,” kata Sudaryatmo. Menurut Sudaryatmo, kesalahan lain produsen otomotif juga dapat dilihat dari kurangnya informasi yang disampaikan kepada konsumen mengenai produk yang dijual. “Padahal produk otomotif merupakan produk massal yang banyak menyentuh masyarakat,” kata Sudaryatmo. Sudaryatmo menyayangkan pihak perusahaan yang tidak bersikap well-informed terhadap konsumen, sehingga tidak menjelaskan semua hal terkait produk yang dijualnya, dan pada akhirnya konsumen dirugikan.(Ant/BEY) Sumber : Metronews.com Gambar diambil dari sini