YLKI menyampaikan duka yang mendalam atas kecelakaan yang menimpa PO Bus Sri Wijaya di Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel), yang menewaskan 25 orang penumpangnya (catatan terkahir sebanyak 35). Ini adalah tragedi di saat masyarakat merayakan libur panjangnya.

YLKI mendesak kepolisian dan Kemenhub/Dishub setempat untuk segera mengusut penyebabnya. YLKI menduga dengan kuat penyebabnya adalah antara rem blong (technical factor) dan atau human factor, faktor manusia.

Faktor manusia lazim menjadi penyebab utama kecelakaan bus umum, entah karena kelelahan, mengantuk, atau juga ngebut, ugal ugalan.

YLKI mendesak pemerintah untuk memperbaiki praktik uji kir. Selama ini praktir uji kir lebih banyak formalitasnya. Ada dugaan permainan patgulipat antara pemilik PO Bus, pengemudi, dengan oknum petugas dinas perhubungan. Akibatnya, banyak kendaraan umum yang sejatinya tidak laik jalan, tetapi tetap beroperasi di jalan raya, apalagi saat peak session.

Jika praktik uji kir tak beranjak dari anomali semacam itu, sebaiknya uji kir diswastanisasi saja, diserahkan pada bengkel yang punya kompetensi dan disertifikasi. Pembiaran uji kir semacam itu hanya akan menjadikan “arisan nyawa” bagi penumpang angkutan/bus umum.

Selain itu, harus ada sistem yang bisa memaksa agar pengemudi istirahat dalam mengemudi per 3-4 jam waktu mengemudi. Dengan era digital seperti sekarang, sangat mudah mengontrol dan memaksa pengemudi istirahat dalam menjalankan kendaraannya.

Sudah waktunya penumpang bus umum mendapatkan jaminan keamanan dan keselamatan saat menggunakan kendaraan umum. Negara bertanggungjawab untuk mewujudkan pelayanan bus umum yang selamat, aman dan nyaman. Bukan sebaliknya.

Demikian. Terima kasih.

Wassalam,

Tulus Abadi,
Ketua Pengurus Harian YLKI