Mari kita dukung PSBB dengan sungguh-sungguh dan konsisten, demi terhentinya wabah Covid-19 di Jakarta. Walau PSBB sejatinya sangat terlambat dan hanya secuil dari kebijakan karantina wilayah dalam UU tentang Karantina Kesehatan, semua pihak harus mengawal PSBB agar efektif untuk membendung wabah Covid-19 di Kota Jakarta.

Jangan ada ide aneh-aneh, dan nyleneh. Termasuk ide, agar ojek online (ojol) boleh mengangkut penumpang (orang). Ini ide kontraproduktif, bertentangan secara diametral dengan protokol kesehatan phisical distancing. Pemerintah Pusat/Kemenkes  harus menolak ide/usulan ini.

Selama musim wabah, guna meringankan beban mitra driver,  pihak aplikator sebaiknya melakukan relaksasi dengan menurunkan potongan driver, yang selama ini 20 persen, bisa menjadi 10-15 persen.

Selanjutnya mari kita awasi dengan seksama pemberian insentif pada kelompok miskin dan rentan miskin yang terdampak oleh wabah Covid-19, dan implementasi PSBB; agar tepat sasaran.

Jika nantinya PSBB belum/tidak efektif membendung wabah Covid-19 di Jakarta, Bodetabek dan bahkan daerah lain; maka kita dorong agar Presiden Jokowi jangan ragu untuk menerapkan karantina wilayah, bahkan karantina rumah, sebagaimana mandat UU tentang Karantina Kesehatan.

Keamanan, keselamatan dan nyawa warga Indonesia tak bisa dinegosiasikan dengan pertimbangan apapun. Apalagi hanya pertimbangan ekonomi dan investasi. *

Demikian.

Wassalam,

Tulus Abadi,
Ketua Pengurus Harian YLKI

Siaran Pers 10 (Covid-19): Jakarta, 9 April 2020