Jakarta – Penertiban penumpang yang duduk di atas gerbong kereta berakhir dengan insiden lempar batu di Stasiun Manggarai. Insiden ini menunjukkan bahwa permasalahan kereta tidak terpusat pada teknis semata, tetapi juga perilaku penumpang.

“Paradigma untuk mengatasi fenomena naik ke atas (gerbong) harus diubah. Ini bukan problem teknis saja. Tapi masalah prilaku. Sudah dikasih pengaman masih ada juga di atas,” ujar pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Daryatmo saat dihubungi detikcom, Jumat (13/5/2011).

Karena itu, menurut Daryatmo, PT KAI harus mengajak komunitas pengguna kereta untuk berdialog bersama-sama menyelesaikan fenomena penumpang naik ke atas kereta. Dari dialog itu bisa didapatkan solusi dan permasalahan sesungguhnya untuk mengubah perilaku penumpang.

“Kita memahami teknis itu ada. Tapi yang harus diubah dengan pendekatan nonteknis mengubah perilakunya. Dari dialog itu mungkin bisa didapat, bisa didalami secara detail,” jelasnya.

Daryatmo mengatakan, bisa saja PT KAI menambah gerbong untuk mencegah naiknya penumpang ke atap kereta, namun jika perilaku penumpang masih seperti itu, fenomena itu akan terus terjadi. Akar permasalahannya tidak bisa diselesaikan dengan cara teknis.

“Inilah butuhnya dialog. Nanti kan ketahuan juga masalah PT KAI apa saja selain itu. Penambahan gerbong apakah akan ditambah juga tarifnya atau bagaimana. Kendala Public Service Obligation (PSO), nanti semua dibicarakan,” pintanya.

Sekitar pukul 06.00 WIB, petugas Stasiun Manggarai menertibkan penumpang yang nangkring di atas gerbong. Tapi mereka menjawab razia itu dengan lemparan batu. Penertiban itu dilakukan oleh 80 personel pada kereta jurusan Bogor-Kota. Ada satu orang yang ditangkap dalam insiden tersebut namun tidak tahu posisinya di mana.

Sumber : detik.com