Air adalah kehidupan, begitu pepatah lawas mengungkapkan. Tidak berlebihan, sebab sebagai komponen penting, keberadaannya mutlak dibutuhkan. Celakanya, pemenuhan air bersih diIndonesiatetap menjadi masalah, terutama di Pulau Jawa. Di pulau terpadat penduduk ini, hanya mempunyai 4,5% potensi air tawar nasional tetapi harus menopang 65% dari jumlah penduduk Indonesia yang ± 220 juta jiwa. Ini menunjukan jumlah ketersediaan air bersih tidak sepadan dengan permintaannya.
Sistem pipanisai (air PAM) yang diterapkan, hanya cukup untuk mengaliri 23% rumah tangga di Indonesia, selebihnya harus mengambil air tanah guna mencukupi kebutuhan akan air. Di Jakarta misalnya, 73% kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dicukupi dari air tanah.
Nah, bisa Kita bayangkan apa yang akan terjadi bila secara beramai-ramai setiap hari Kita menggunakan air tanah tanpa kendali? Besarnya volume pengambilan air tanah ini tentu saja akan menimbulkan dampak negatif. Selain dapat menurunkan tingkat permukaan tanah, menurunnya debit air tanah akan mampu mempercepat intrusi air laut ke daratan. Artinya, kandungan air tanah akan berubah menjadi air laut yang tidak layak konsumsi. Yang lebih mengerikan lagi jika penurunan permukaan tanah sudah lebih rendah dari permukaan air laut, maka potensi terjadi tenggelam sangat besar.
Melihat dampaknya yang tidak bisa dianggap sepele, akan lebih baik jika sedari dini Kita peduli untuk membantu menjaga kelestarian alam dari kerusakan yang serius.
Lantas hal apa yang bisa Kita lakukan?
Hemat Air
Banyak hal-hal sederhana yang sebetulnya dapat Kita lakukan untuk mulai menghemat penggunaan air bersih di rumah antara lain:
- Manfaatkanlah air secara optimal, selalu merawat dan tidak membiarkan jalur pipa bocor. Perbaiki segera jika terdapat kebocoran instalasi pipa air minum di rumah Kita, kebocoran satu tetes air dapat mencapai 2.400 galon air dalam setahun.
- Jangan membiarkan kran air menyala terus ketika Kita sedang menyikat gigi, cuci muka, atau bercukur, mencuci piring dan lainnya. Satu menit Kita membiarkan kran air terbuka, setidaknya 5 liter air terbuang percuma.
- Gunakanlah ember penampung air ketika sedang mencuci mobil atau motor, sehingga tidak menghambur-hamburkan air yang terus mengucur dari selang. Kalaupun tetap ingin menggunakan selang, matikan air saat menyabun dan baru nyalakan saat akan membilas. Seperempat jam menutup kran, Kita turut menghemat puluhan liter air.
- Memasang pancuran air di kamar mandi Kita dan mengurangi mandi dengan menggunakan gayung air terlebih dengan cara berendam. Penggunaan pancuran tiga kali lebih hemat dari pada menggunakan gayung atau berendam.
- Menggunakan mesin cuci pakaian yang otomatis mampu menghemat air. Mencuci dalam jumlah banyak akan lebih hemat air dari pada sedikit, tetapi sering. Jika tidak menggunakan mesin cuci, jangan membilas langsung dibawah kran, tapi tampunglah air dalam ember untuk membilas.
- Tidak menggunakan air bersih ketika menyiram halaman atau tanaman. Gunakanlah limbah air rumah tangga yang tidak terlalu kotor.
- Upayakan untuk membuat sumur resapan air di tempat tinggal Kita untuk mengganti air yang Kita konsumsi. Hindari menghabiskan semua lahan pekarangan dengan disemen, ini untuk mempertahankan air hujan dapat meresap langsung kedalam tanah.
- Selain sumur resapan, ada baiknya Kita juga membuat biopori untuk mencegah banjir dan menjaga kelangsungan lingkungan di sekitar Kita.
Nah, tentu saja masih banyak hal yang dapat Kita lakukan untuk menambah tips berhemat air bersih. Selain berandil menyelamatkan lingkungan, penghematan air juga berdampak positif terhadap pengeluaran rutin Kita untuk membayar tagihan air atau listrik. Akhirnya, ayo Kita bertindak! karena sekecil apapun tindakan, Kita telah ikut menyelamatkan planet ini
Agus Sujatno- Staff YLKI
Sumber: Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
0 Comments on "Ayo! Hemat Air Bersih Di Rumah"