Jakarta – Pada 1 April 2012 pemerintah akan menerapkan dua kebijakan penting di sektor energi yakni pembatasan konsumsi BBM subsidi dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) 10%. Hal ini membuat rakyat makin terjepit.

Hal ini disampaikan oleh Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi kepada detikFinance, Senin (30/1/2012).

“Kalau secara rasionalitas, kedua kebijakan itu (BBM dan listrik) rasional. Tapi kalau berbarengan terlalu berat buat konsumen. Jadi waktunya jangan bersamaan,” kata Tulus.

Tulus mengatakan, saat ini yang paling penting adalah kebijakan soal pembatasan konsumsi BBM subsidi yang paling banyak ‘memakan’ dana subsidi.

“Jadi pembatasan BBM subsidi dulu baru nanti mungkin di kuartal berikutnya dilakukan kenaikan TDL tersebut. Pemerinta harus mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat. Rakyat bisa terjepit,” tegas Tulus.

Kebijakan pembatasan konsumsi BBM subsidi, kata Tulus, konsepnya sama dengan menaikkan harga BBM sebesar 100%. Ini terasa bagi pemilik mobil pribadi.

“Jadi intinya baik pembatasan BBM maupun kenaikan TDL rasional namun jangan dibarengkan seperti itu,” jelas Tulus.

Seperti diketahui, pemerintah memang berencana menaikkan TDL 10% mulai 1 April 2012 dan juga melakukan pembatasan konsumsi BBM subsidi dengan cara melarang mobil pribadi plat hitam di Jawa-Bali menggunakan bensin premium.

Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo mengatakan tak tahu apakah kenaikan TDL 10% perlu izin DPR atau tidak. Semua keputusan ada di tangan Menteri ESDM Jero Wacik.

“Pakai persetujuan (DPR) apa tidak? Ya tanya sama yang berkuasa saja ya Menteri ESDM. Saya bukan yang paling berkuasa, ada Pak Menteri ESDM yang paling berkuasa,” tukas Widjajono.

Sumber : detik.com