Ternyata Indonesia memiliki keragaman beras yang terbanyak di dunia. Bayangkan saja jika setiap daerah memiliki beras asli daerahnya yang unik, ada berapa lokasi penghasil beras di Indonesia? Karena kita sebagai konsumen adalah pemakan beras, dan makin besar setiap tahunnya, tidak ada salahnya kita melirik jenis-jenis beras yang ada di Indonesia. Jikapun beras lokal ini termasuk kategori premium, paling tidak itu bisa dipenuhi dari lokal, yang lebih terjamin kualitasnya, daripada impor beras premium dari Thailand atau Vietnam, misalnya.

Kebetulan mitra YLKI yang terlibat di Aliansi Desa Sejahtera memang punya idealisme  untuk mengangkat pangan lokal dan asli Indonesia. Bukan itu saja, mereka juga semangat bekerja dengan petani, membuat indikator kesejahteraan di desa-desa. Dan kepada petani, yang diusung adalah menggunakan benih lokal, misalnya untuk padi. Dan sistem pertanian yang ditekankan adalah sistem pertanian ramah lingkungan. Ini penting, karena akibat revolusi hijau yang menggunakan pupuk kimia, pestisida berbahaya dan benih unggul satu jenis seragam, tanah kian keras, tidak produktif dan beracun.

Untuk menyembuhkan tanah tersebut, harus digemburkan kembali oleh pupuk kompos dan pengurangan atau tidak memakai sama sekali penggunaan pestisida kimia. Semangat memulai pertanian organik.

Beras di Indonesia memang sangat kaya dan beragam. Bukan hanya beras putih yang biasa di konsumsi, ternyata di Indonesia juga kaya akan beras merah dan beras hitam yang kaya manfaat! Beras merah kaya akan serat, vitamin B1, Mg, dan kaya akan asam amino yang penting bagi tubuh.

1395205111794591784

Manfaat Beras Hitam

 Begitu juga dengan beras hitam.  Manfatnya juga sangat baik bagi kesehatan. Nah, kalau beras putih, variannya juga kaya sekali. Setiap provinsi, setiap kabupaten, mungkin karena jenis tanah dan benih asal berbeda, bisa jadi variannya juga beda. Tetapi banyak diantaranya yang telah hilang, karena penyeragaman penanaman jenis benih unggul pada masa lalu.

Ini diantara varian jenis beras putih:

1. Beras pandan wangi. Bentuk berasnya rada bulet, khasnya adalah wangi pandannya. Ehmm, mantap banget deh wanginya!  Hati-hati loh, kalau beli, perhatikan bentuk berasnya. Jika katanya pandan wangi tetapi kemudian bentuk berasnya rada lonjong, bisa jadi itu ditambahin pewangi kimia.

2. Beras Rojolele, ini juga beras yang rasanya mantap. Di daerah lain disebut juga beras muncul.

3. Beras mentik wangi dan mentik susu. Beras ini bentuknya bulet pendek, wangi deh kalau dimasak. Tetapi wanginya bukan seperti pandan wangi. Seperti apa ya? Coba deh….:D

4. Beras delanggu, beras cianjur, beras bramo, beras gogo (ladang)  dan sebagainya.

Kemudian, setiap provinsi ternyata varian berasnya juga berbeda-beda. Misalnya di Sumatera Barat, terkenal dengan beras Solok. Beras Solok menjadi kebanggaan warga Solok dan Sumbar, hingga diciptakan lagu khusus memuji beras ini. Selain itu di Sumatera Barat juga dikenal beras Anak daro, Cisokan, Ciserek dan sebagainya.

Kemudian, untuk mendapatkan beras yang segar, dan nikmat, upayakan membeli yang baru hasil panen, tidak memakai pewangi, dan pemutih. Cara memilih beras yang baik: bau ciumnya, jika apek berarti sudah lama, kemudian lihat apakah ada guratan di bulir berasnya, jika ada maka beras itu sudah lama, ada kutu, kemudian jika terlalu putih berarti memakai pemutih yang berbahaya.  Begitu juga dengan wanginya, beras yang wangi hanya pandang wangi yang bulirnya berbentuk bulat pendek. Jika wangi tetapi bulirnya panjang, kemungkinan memakai pewangi.

Melihat kekayaan varian beras seperti ini, semoga ada semangat untuk meningkatkan produktivitasnya melalui penelitian. Selain itu, ada terobosan pemanfaatan penanaman padi di lahan terbatas, lahan kering atau lahan dengan kondisi tertentu. Sehingga Indonesia tidak perlu bergantung impor beras mulu dari vietnam atau thailand.

Jakarta, 7 April 2014

– Ilyani S. Andang –

Anggota Pengurus Harian – YLKI