Euforia Piala Dunia (World Cup) dapat dirasakan di seluruh dunia, tidak ketinggalan Indonesia. Di tengah riuh rendahnya kampanye pilpres, Piala Dunia tetap menjadi headline berbagai media.

Di samping mengamati permainan dan pemain bola yang berlaga di lapangan hijau, coba lihat sisi lain dari Piala Dunia ini. Apakah kemeriahan Piala Dunia ini juga dimanfaatkan besar-besaran untuk memasarkan produk-produk pangan yang tidak sehat, alias junk food?

Merujuk pengalaman Piala Dunia tahun 2010 yang lalu, Nielsen melaporkan, pada pekan pertama penyelenggaraan Piala Dunia 2010, terjadi peningkatan penjualan makanan ringan/kripik sebesar 10 persen, dan coklat 37 persen, dibandingkan pekan yang sama tahun sebelumnya. Bagaimana dengan Piala Dunia 2014?

Consumers International, federasi organisasi konsumen sedunia, meluncurkan kampanye melalui sosial media dengan hashtag #JunkFoodWorldCup. Mari dukung kampanye ini dengan mengumpulkan iklan makanan dan minuman yang tinggi kandungan lemak, garam dan gula, dan publikasikan melalui Twitter dan Facebook dengan #JunkFoodWorldCup.

Amati iklan makanan dan minuman dari kategori permen dan coklat, minuman ringan, eskrim, makanan ringan/kripik atau makanan cepat saji (fast food). Dikatakan tidak sehat apabila mengandung lemak lebih dari 20g/100g, garam lebih dari 1,5g/100gram, natrium lebih dari 0,60g/100g, atau gula lebih dari 12,5g/100gram atau 7,5g/100ml.

http://www.consumersinternational.org/news-and-media/news/2014/06/junkfoodworldcup/