Ibarat bahan bakar untuk mesin, nutrisi begitu penting bagi tubuh manusia. Nutrisi merupakan sumber daya (energi) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh agar fungsi organ dalam tubuh dapat bekerja secara normal. Banyak ahli mendefinisikan nutrisi sebagai ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yang berupa energi. Energi akan membangun dan memelihara jaringan dalam tubuh serta mengatur proses kehidupan. Dengan kata lain bahwa tubuh sangat bergantung pada nutrisi untuk dapat bertahan hidup. Mulai dari janin dalam kandungan sampai usia senja, sangat membutuhkan nutrisi – dengan kadar yang berbeda. Pasokan nutrisi diperoleh dari asupan makanan, yang memungkinkan tubuh menjalankan fungsinya serta melindungi diri dari virus bakteri dan racun.

Hasil penelitian medis menyebutkan bahwa berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas, mampu ditepis oleh asupan nutrisi. peran nutrisi dalam hal ini mencegah dan menangkal racun tubuh yang selanjutnya membantu mencegah terjadinya penyakit kronis. Pada ibu hamil, nutrisi tidak hanya bermanfaat bagi si ibu tetapi juga janin yang dikandungnya. Kekurangan nutrisi pada masa kehamilan berpotensi munculnya beragam penyakit dan meningkatkan resiko pada saat proses bersalin.

Begitu pentingnya nutrisi yang terkandung dalam makanan, sebab mencakup zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti vitamin, mineral, karbohidrat protein dan zat penting lainnya. Pengetahuan tentang nutrisi dalam makanan dan pengaturan pola makan sangat diperlukan, sebab realitanya bahwa tidak semua makanan benar benar-benar memiliki nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Ini akan sangat mengkhawatirkan jika selalu mengonsumsi makanan makanan dengan nutrisi tak lengkap dalam rentan waktu lama.

Bahkan ada pula jenis makanan yang tidak memiliki kandungan nutrisi sama sekali. Pun demikian dalam cara memasak makanan, tanpa pengetahuan cukup justru merusak kandungan nutrisi seperti vitamin dan mineral.

TANDA BINTANG

Dalam dunia yang serba instan dan makanan juga tersaji dalam bentuk praktis (instan), celakanya masih banyak produsen makanan yang tidak memberikan informasi secara utuh tentang kandungan nutrisi didalam produknya. Jika ada, informasinya kurang jelas – menggunakan bahasa asing, bentuk tulisan terlampau kecil dan menyulitkan pembaca.

Namun, di Amerika Serikat baru-baru ini mengenalkan produk-produk bernutrisi dengan tanda bintang (star nutrition rating). Semakin banyak bintang yang dicantumkan, artinya produk tersebut memiliki kandungan nutrisi yang cukup lengkap. Informasi ini memberi kemudahan bagi konsumen dalam memilih produk bernutrisi tanpa harus disibukkan dengan membaca nutrition facts  yang tercantum pada label kemasan. Konsumen cukup melihat jumlah bintang yang tercantum.

Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal Public Health Nutrition, setelah dikenalkan sistem star nutrition rating banyak konsumen kemudian menolak membeli produk makanan yang dinilai memiliki nutrisi rendah di rantai besar supermarket Amerika Serikat. Para Peneliti dari Universitas Cornell menganalisis data penjualan mingguan untuk 102 kategori makanan (yang terdiri lebih dari 60.000 item) dari Hannaford, sebuh rantai perdagangan dengan lebih dari 160 toko. Data tersebut menangkap informasi dari keseluruhan baik sebelum dan sesudah implementasi ‘Guiding Stars’ sistem pelabelan informasi nutrisi milik Hannaford.

Setelah pengenalan rating ini dilakukan, penjualan makanan teridentifikasi mengalamai penurunan sebanyak 8,31%, meskipun tidak ada perbedaan yang signifikan pada penjualan produk-produk makanan bernutrisi. Penurunan penjualan pada produk-produk makanan bernutrisi. Penurunan penjualan pada produk-produk yang kurang bernutrisi terbesar adalah pada kategori daging dan ikan kalengan, minuman ringan, produk-produk yang dipanggang, dan sayuran dalam kaleng. Para Peneliti menyimpulkan bahwa sistem nutrition rating seperti Guiding Stars, dapat membantu dalam hal intervensi kesehatan masyarakat.

Skema baru yang bersifat sukarela dari Australia, yaitu Health Star Rating (HSR), yang mana telah ditandatangani oleh Menteri kesehatan federal, pemerintah negara bagian dan teritorial pada bulan Juni 2014, merupakan sistem yang serupa dengan sistem Guiding Stars yang didesain untuk membantu konsumen agar tidak terdiskriminasi oleh produk-produk yang berbeda dalam satu kategori. Sistem ini juga membantu konsumen dalam membandingkan makanan-makanan dalam kategori yang berbeda sehingga konsumen dapat menentukan produk yang menurutnya lebih sehat.

Lalu bagaimana dengan Indonesia?

Menarik untuk ditunggu gebrakan Pemerintah maupun perusahaan makanan untuk berani menerapkan sistem tanda bintang nutrisi makanan.

 

Natalya Kurniawati 

Staff Bidang Penelitian YLKI