Pada 29-30 Agustus 2024, YLKI menghadiri konferensi “Inisiatif Kolaborasi Bersama di antara Lembaga Konsumen ASEAN+3” yang mengumpulkan beberapa organisasi konsumen dari Thailand, Indonesia, Malaysia, dan negara-negara lainnya untuk membahas perlindungan konsumen di era ekonomi digital dan kecerdasan buatan (AI). Forum ini menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi konsumen di kawasan ASEAN, seperti penipuan online, pelanggaran privasi, dan regulasi AI. Boonyuen Siritham, Ketua Thailand Consumer Council (TCC), menekankan pentingnya kolaborasi regional dalam merumuskan mekanisme perlindungan yang efektif. Sementara Dato Indrani Thuraisingham dari Federasi Konsumen Malaysia (FOMCA) menggaris bawahi kebutuhan akan kerangka peraturan yang kuat untuk keamanan transaksi digital dan penggunaan AI secara etis. Saree Aongsomwang, Sekretaris Jenderal Dewan Konsumen Thailand (TCC), dan Andjani Widya dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) juga menekankan peran penting perlindungan konsumen dalam menghadapi tantangan di era digital. Dari Singapura, Myanmar, Laos, Hong Kong, dan Korea Selatan, forum ini mengangkat berbagai perspektif dan solusi untuk meningkatkan perlindungan konsumen di seluruh ASEAN+3.
Laporan Hasil Diskusi: Strategi Mempromosikan Perlindungan Konsumen di ASEAN
Dalam upaya meningkatkan perlindungan konsumen di ASEAN, beberapa strategi penting telah dibahas dan diusulkan. Strategi ini mencakup kolaborasi antar negara, peraturan e-commerce, penanganan penipuan, tanggung jawab sektor swasta dan pemerintah, serta pemanfaatan teknologi canggih. Berikut adalah ringkasan dari hasil diskusi:
- Kolaborasi Antar Negara
Pentingnya kerja sama regional di ASEAN menjadi titik fokus utama. Meski proses konsensus di seluruh 10 negara mungkin lambat, pendekatan bertahap dengan beberapa negara yang lebih cepat dapat mempercepat implementasi perlindungan konsumen. Penggunaan teknologi seperti STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan berbagi informasi antar organisasi.
- Peraturan E-commerce
Ada kebutuhan mendesak untuk peraturan e-commerce yang konsisten di seluruh ASEAN. Mengingat bahwa produk, pembeli, dan penjual berasal dari negara yang berbeda dengan hukum yang bervariasi, pengembangan standar bersama menjadi krusial. Inisiatif seperti tanda kepercayaan ASEAN untuk e-commerce perlu diterapkan dengan persetujuan hukum di setiap negara untuk mempermudah transaksi lintas batas dan meningkatkan perlindungan konsumen.
- Perlindungan Konsumen dalam Kasus Penipuan
Penggunaan teknologi AI, dapat mendukung sistem hotline dalam menangani keluhan konsumen secara efisien. Inisiatif serupa yang diterapkan di Vietnam dan Thailand menunjukkan bahwa AI dapat mempercepat proses penanganan keluhan. Selain itu, platform seperti “Whoscall” dapat membantu memverifikasi identitas nomor dan bekerja sama dengan sektor pemerintah dan swasta untuk mengatasi penipuan.
- Tanggung Jawab Sektor Swasta dan Pemerintah
Penyedia jaringan harus bertanggung jawab untuk melaporkan pelanggaran hukum dan mengelola akun palsu, dengan penalti bagi penyedia yang gagal memenuhi tanggung jawab tersebut. Pemerintah perlu berperan aktif dalam membangun sistem perlindungan yang komprehensif dan menangani masalah penipuan.
- AI dan Media
Meskipun AI memiliki keterbatasan dalam industri media, teknologi ini dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi jurnalis dalam analisis data dan pemeriksaan fakta. AI lebih efektif dalam mendukung tugas-tugas yang memerlukan keterampilan manusia daripada menggantikan fungsi jurnalis sepenuhnya.
Strategi Multi-Tingkatan untuk Perlindungan Konsumen
Tingkat Antar Negara:
- Kolaborasi ASEAN: Meningkatkan kerja sama meski mungkin ada kendala konsensus. Fokus pada inisiatif bertahap dan mendorong standar e-commerce yang konsisten.
- Penggunaan STEM: Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan transparansi dan berbagi informasi.
Tingkat Konsumen:
- Edukasi Konsumen: Meningkatkan literasi digital dan perlindungan privasi. Sangat penting bagi organisasi konsumen untuk berfokus pada edukasi individu tentang hak-hak mereka, potensi risiko teknologi digital, dan strategi keselamatan daring.
Dengan adanya diskusi tentang strategi ini, perlindungan konsumen di ASEAN dapat ditingkatkan secara menyeluruh melalui kolaborasi antara negara, sektor swasta, dan konsumen. Upaya ini diharapkan dapat mengatasi tantangan perlindungan konsumen di era digital dengan lebih efektif.
0 Comments on "YLKI Berpartisipasi dalam Forum Lembaga Konsumen ASEAN+3 Mengenai Perlindungan Konsumen di Digital Ekonomi dan Artificial Intelligence di Bangkok, Thailand"